Archive for May, 2023

Konten late post ternyata punya kelebihan (dokumentasi pribadi)

Kehidupan belakangan ini terasa hampa kalau tidak ada internet. Mau setuju atau tidak, hingga saat anda bisa membaca tulisan ini, itupun karena adanya internet. Kalau tidak ada internet, ya mati gaya Tulang (Paman)! Begitulah ungkapan bere (=keponakan dalam Bahasa Batak) saya kalau lagi pulang kampung.

Liburan Lebaran memang telah usai. Namun, tidak demikian dengan cerita-cerita late post yang tidak akan habisnya. Sebuah strategi yang seringkali kami ingatkan kepada keluarga, entah itu kakak beradik, keponakan, sepupu, bahkan orangtua sendiri. Kenapa?

Berpacu dengan konten di dunia maya, saat ini menjadi tren tersendiri. Generasi kini menyebutnya sebagai FOMO (fear of missing out). Ada kekhawatiran tersendiri ketika tidak bisa melakukan suatu aktivitas yang bisa menjadi bahan untuk ditayangkan di media sosial. Coba kita perhatikan saja orang-orang terdekat yang biasa menayangkan (posting) sesuatu di media sosial, ada rasa kurang semangat atau bahkan ada kecenderungan untuk selalu mencari kesempatan/kegiatan/hal lain yang bisa dijadikan konten.

Begitu konten ditayangkan melalui media sosial, konten tersebut akan menyusuri belantara luas dengan sangat liar. Dampaknya bisa positif, tetapi tidak menutup kemungkinan, ada efek negatif. Di sinilah perlu kebijaksanaan untuk mengelola konten di media sosial.

Contoh sederhana, ketika dengan segera ingin menayangkan konten yang berisi tentang perjalanan (travelling) secara langsung (live), mungkin dengan segera kita akan menerima banyak pesan melalui jalur pribadi yang meminta tolong untuk mengunjungi tempat tertentu, melakukan tantangan tertentu atau bahkan membawa titipan (oleh-oleh). Tentu tidak salah, namun coba kita pikirkan kembali apakah kita bisa menikmati perjalanan kita?

Atau untuk yang suka masak-memasak, apabila menayangkan konten secara langsung, namun ternyata tak diduga hasil masakan tersebut ternyata tidak sesuai harapan. Tentu hal itu membuat rasa kurang percaya diri bagi kita sendiri, ataupun respon yang kurang baik dari penonton. Namun, baik tayangan langsung maupun late post, kebijakan untuk menayangkan tetap ada pada si creator konten sendiri.  

Kembali ke strategi late post yang coba kami terapkan sebagai kebijaksanaan dalam mengelola konten. Hal ini terkait dengan pertimbangan untuk memastikan bahwa konten yang akan ditayangkan bisa lebih bertanggung jawab, mempertimbangkan keamanan pemilik akun dan keluarga.

Meski ternyata konten late post memiliki nilai keusangan, namun dibandingkan fokus pada kekurangan itu, kelebihannya pun ternyata lebih banyak. Penekanan ini yang selalu kami tekankan dalam keluarga.

IndiHome, penyedia internet pilihan keluarga Indonesia (sumber: indihome.co.id)

Ketika memilih untuk late post, kelebihan pertama yang bisa kita dapatkan adalah matangnya takarir/caption yang akan kita sampaikan. Konten dengan caption yang direncanakan atau dipikirkan akan bisa diarahkan menjadi sebuah storytelling yang menarik. Konten tersebut akan memiliki nilai informasi yang lebih dan bahkan reflektif.

Kelebihan kedua, selain caption, bila berbicara konten yang berisi audio visual, tentu bisa dilakukan proses editing yang lebih baik dan menarik. Ini juga berdampak baik sehingga ketika sedang liburan misalnya, kita lebih fokus menikmati suasana liburan dan kebersamaan, dibanding harus mengernyitkan dahi untuk duduk di pojokan sambil edit gambar/video, ataupun caption tadi.

Nah, kelebihan lainnya adalah konten late post yang bisa kita lakukan di rumah akan terasa sangat nyaman bila menggunakan internet provider yang terpercaya. Untuk hal ini, tentu IndiHome bisa menjadi pilihan terbaik. Kualitas internet dari Telkom Indonesia tersebut menjadi yang terbaik saat ini.

Setelah menayangkan konten late post, kita pun bisa dengan nyaman melakukan respon balik terhadap komentar maupun reaksi yang muncul seketika. Dengan IndiHome, kita bisa late posting tanpa batas. Dengan sendirinya kita pun bisa hemat kuota internet seluler.