Betapa berharganya engkau dari permata
Orang akan percaya kepadamu
Tak akan pernah merasa rugi
Karena perbuatanmu baik seumur hidup
Makanan selalu tersedia
Dari malam menjelang gelap
Hasil ladang memberi kekuatan
Pelitamu tidak akan padam
Seluruh bagianmu akan memberikan kenyamanan
Bahkan di saat salju datang menyapa
Seisimu tidak akan pernah kedinginan
Seluruhnya merasa berbahagia
Banyak bentuk sudah dibangun
Pesonamu melebihi mereka
Ibarat rumah pohon
Engkau selalu akan dipuji-puji
Pondok Berata Dapdap, 30 Oktober 2022, 14:02 WIB
Niko Saripson P Simamora
Archive for the ‘Uncategorized’ Category
Kecintaan yang tak akan lekang
Meski sikap akan dikekang
Segala upaya sedang diterjang
Menjaga marwah yang selalu terkenang
–
Menjelang akhir ini kita berkisah
Bagaimana cerita sebuah izah
Menyongsong gelagat yang salah
Ini pasal tentang pengarah
–
Kita hanya berharap lancarnya suksesi
Di tengah resah petahana lagi beraksi
Niscaya eminen untuk semua aspirasi
Kandidat yang harus memiliki hati
–
Lumbanpea, 31 Agustus 2022, 22:50 WIB
Niko Saripson P. Simamora
Temaram menghias malam
Para penikmat tualang mencari cerita
Keindahan semesta menjadi teman setia
Anjungan bahagia membawa tenteram
Parapat, 31 Mei 2022, 21.00 WIB
Niko Saripson P. Simamora
Yang telah berlalu
Lalu menjadi jauh
Tak tersentuh
Kini terasa berat
Langkah terseret
Tak cepat
Masa depan tersedia
Mata terpana
Tak terasa
Tak akan pernah sama
Segala masa
Menggurat frasa
Lumbanpea, 30 November 2021, 22:20 WIB
Niko Saripson P. Simamora
Bagai domba yang sesat
Meninggalkan kawanan di padang gurun
Menuntun sang gembala untuk mencari
Yang terhilang
Bak dirham yang berkurang
Mengurangi sukacita si empunya
Ke mana pun hatinya akan terbayang
Yang terhilang
Seorang anak mengembara
Melepaskan diri dari keluarga
Selalu dinanti oleh sang ayah
Yang terhilang
Sebab yang terhilang adalah berharga
Sangat didamba untuk hadir kembali
Euforia sukacita melebihi segalanya
Yang terhilang
Yang didamba
Yang digenggam
Yang disuka
Medan, 31 Mei 2021, 21:27 WIB
Niko Saripson P. Simamora
Dibenarkan karena iman
Dalam kasih karunia
Tanpa perbuatan, entah kebaikan atau keluhuran
Hanya karena dinyatakan benar, ya pembenaran
Lalu akan disucikan bersamaan kepenuhan iman
~
Meski kecenderungan selalu terarah kepada kebobrokan
Selalu menyeleweng dari kebenaran, perbuatan dan kuasa
Bagaimana bisa lepas dari tubuh celaka: hanya anugerah
~
Engkau perlu kacamata menuntun untuk mengenal Allah
Layaknya benang dalam labirin, melewati lorong kebingungan
Pun guru yang mengajarkan kebenaran dengan baik
Hanya teguh berpegang kepada firman suci
~
Dalamnya kita menjadi mahfum akan jalan kebenaran
Bahwa Kristus menjadi mediator utama
Hingga kita bisa merasakan meredamnya murka Allah
Atas kerusakan total
~
Oleh karenanya, marilah senantiasa memuliakan Allah
Dengan kebenaran melalui firman dalam tuntunan Roh Kudus
Karena hanya Dia lah sumber dari segala kebenaran
~
Laguboti, 31 Oktober 2020, 23.41 WIB
Niko Saripson P. Simamora
Engkau malam, gelap
Aku siang, terang
Engkau lari, takut
Aku terjang, berani
Engkau merekah, indah
Aku meranggas, buruk
Engkau terbahak, bahagia
Aku meringis, sedih
Engkau antusias, semangat
Aku tertegun, lesu
Engkau bergegas, cepat
Aku terhenti, lambat
Engkau mendongak, bangga
Aku menunduk, malu
Engkau dan aku silih berganti
Engkau dan aku harus bersedia
Engkau dan aku bisa tersudut
Engkau dan aku mungkin terpandang
Pintubosi, 31 Agustus 2020, 23:15 WIB
Niko Saripson P. Simamora
Kekuatan hilang, tetap bertahan!
Keunggulan melayang, tetap bertahan!
Meski meregang, tetap bertahan!
Serahkan!
Medan, 31 Mei 2020, 23:29 WIB
Niko Saripson P. Simamora
Masa Ke(c)emasan
Posted: March 31, 2020 in puisi, UncategorizedTags: corona, epidemi, kecemasan, keemasan, pandemi, tahta suci, wabah
Saat awal merebaknya epidemi
Bertahan di bawah kegagahan
Seolah-olah tahan akan serbuan
Pun dengan gampang menjadi abai
Entah datang untuk menakuti
Dengan segala cara membonceng kecemasan
Hanya dengan sebuah sentilan
Pun terasa bahwa wabah semakin menjadi
Dia mendekat bahkan berubah pandemi
Melampaui segala urusan
Engkau dan aku pasti merasakan
Selanjutnya bertindak tangar lagi hati-hati
Keberadaannya menjadikan semua mawas diri
Jangan merasa aman
Pun tetap selalu berbagi pesan
Semua individu harus bisa kompromi
Akhirnya bukan tentang masing-masing mandiri
Kita diingatkan untuk saling bergandengan
Melawan dengan segenap kekuatan
Membangun rasa toleransi
Sesungguhnya ini yang mungkin pernah dinanti
Bahwa Khalik sudah selalu mengingatkan
Bila insan merindukan keemasan
Selalu berserah menghalau jeri
Ketika mendengar seruan tahta suci
Masa kecemasan akan berganti keemasan
Medan, 31 Maret 2020, 22:00 WIB
Niko Saripson P Simamora