Tujuh hari menyangkal diri

Posted: February 2, 2011 in otak atik otak

Apa yang menjadi alasan saya memilih judul di atas bukan merupakan hal yang penting buat saya, bahkan bisa dianggap sebagai selintas pikiran yang timbul tatkala saya duduk terdiam di depan mesin tulis saya dengan jari-jari yang bergerak agak lincah untuk mengelaborasi sebuah proyeksi pikiran akan kerumitan kerja otak ini.

Saya bukan seorang yang pintar, cerdas, berwawasan luas, cakap mengajar, bisa orasi, jago nyanyi atau apapun yang baik-baik lainnya yang sangat dapat menjadi kekuatan untuk dapat menjalani hari-hari bersama orang-orang luar biasa yang seperti itu. Bukan, bukan, dan bukan. Saya masih banyak kekurangan, kelemahan atau kekurangcakapan. Jadi bagaimanapun penyajian tulisan ini, semoga orang yang membaca dapat meraih intisari yang bisa menjadi pelajaran bersama dan dapat didiskusikan lebih lanjut.

Saya memang menjadi salah satu mahasiswa yang sedang ditempuh di salah satu perguruan tinggi teknik terbaik (kata orang-orang) di negeri saya. Itu membuat saya sedikit bangga dengan diri saya, bahkan kadang-kadang berpeluang menjadi kesombongan walaupun hanya dalam candaan. Namun, setelah beberapa tahun ditempa, ada kekosongan yang saya rasakan.

Saya merasakan bahwa ilmu yang saya dapatkan di kelas terlalu tinggi sehingga cukup sulit untuk dikompilasikan ketika berhadapan dengan masyarakat awam. Saya juga merasakan bahwa kecenderungan pendidikan saat ini hanya untuk mendapat nilai dan mengejar pengembangan diri yang mengarah ke egoisme. Kemungkinan ini hanya perasaan saya saja, perasaan seorang mahasiswa yang medioker…Hahaha…* tertawa sendiri..

Akhirnya saya berpikir, berpikir, dan berpikir. Secara ajaib, saya melihat ada sebuah kesempatan untuk “turun ke masyarakat” bersama rekan-rekan mahasiswa dari kampus tetangga yang juga merupakan kampus favorit di negeri ini. Mereka adalah mahasiswa yang luar biasa menurut saya. Secara jujur, saya iri melihat mereka yang banyak dilatih untuk banyak berhubungan dengan masyarakat. Mantaplah pokoknya. Tanpa pikir panjang, saya menawarkan diri menjadi bagian dalam kegiatan mereka.

Hari pertama bergabung bersama mereka masih merupakan hari yang kurang nyaman, baru berkenalan dan masih merasa segan. Namun seiring berjalannya waktu, kehangatan pun timbul. Mereka cepat membuat kami beradaptasi. Dua jempol buat kalian, kawan-kawan!

Untuk informasi, kegiatan yang kami lakukan berlokasi di Kampung Garungsang, Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Menuju daerah tersebut kurang lebih lima belas menit dengan kendaraan roda empat dari kawasan Sentul City. Jadi, sebelum tiba di lokasi, kita lebih dulu menikmat kompleks elit dengan ruko-ruko berarsitektur eropa. Memang ada perbedaan tingkat sosial yang besar di daerah itu. Berdasarkan rencana, kami akan di sana untuk tujuh hari ke depan.

Hari-hari kami lalui dengan melakukan kegiatan bersama. Renungan bersama di pagi hari, makan bersama dan melakukan program kegiatan bersama. Indahnya kebersamaan sehingga saya banyak belajar dari situ. Ya, di dalam kebersamaan ada transfer ilmu, kerja sama dan banyak hal yang positif. Saya banyak belajar dari kebersamaan ini. Orang yang punya kekurangan dibantu oleh orang yang punya kelebihan sehingga membuat orang yang punya kekurangan itu belajar lagi. Sangat indah hingga sulit saya uraikan dalam untaian kata-kata.

Sebegitu banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan dari kegiatan ini sehingga akhirnya saya menganggap sebagai sebuah penyangkalan diri. Saya harus bangun pagi-pagi dan melaksanakan berbagai kegiatan untuk orang lain, bukan untuk kepentingan dan kesenangan sendiri. Siapakah saya ini, yang belum jadi apa-apa. Saya sempat berpikir bila orang-orang beruntung yang bisa duduk di kursi empuk kekuasaan di negeri ini beranjak dari kursinya dan terjun langsung ke masyarakat, kemungkinan kantor megah hanya menjadi tempat istirahat sekedar duduk minum. Namun, kenyataannya tidak seperti itu. Memang sangat susah untuk menyangkal diri, namun ini adalah perintah dan keharusan yang bisa membawa setiap orang ke dalam kebahagiaan yang sejati.

“Hanya dengan pertolongan Tuhan, kita dapat melakukan banyak hal.Amin”

Niko Saripson P Simamora

Bandung, 2 Februari 2011

 

Leave a comment