Biru Lautku

Membentang lintang ruangmu

Sabang sampai Merauke

Pulau Miangas sampai Pulau Rote

Tanah tempatku dan saudara-saudaraku berpijak

Merangkai mimpi menembus kemustahilan

Segalanya ada dan tersedia

Tidak harus berdoa mengusahakannya

Ambil saja untuk menikmati

Hanya, ingat untuk memperbaiki

 

Betapa banyak yang mendambakanmu

Lebih dari anak-anakmu sendiri

Berjuta tangan beradu rebut

Membawa upetinya masing-masing

Mengiming-imingi harta sesat

Seolah sahabat sejati namun membawa jarum

Menusuk ban dalam kemegahanmu

Mengambil angin sedikit demi sedikit

 

Cari tahu saja, lebih dari itu

Sempit tanahmu akan nyata

Jangan lupakan biru lautmu

Nenek moyangmu sahabatnya dulu

Sekarang diriku, dirimu, ayo!

 

Niko Saripson P Simamora, Bandung, 25032012, 23.20

Hatami Hosangki

Lambok situtu do mambege hatami

Ale dainang ni hosangki

Gok do poda na manghasiati i

Hata na denggan  do hosangki

 

Nunga mansai leleng hubege hatami

Jala so hea laho rohangki

Hatami hosa ni langkakki

Umbaen ture parngoluani

 

Ganjang dope pardalananmi

Mardomu tu sude tingki

Nunga godang maninggalhon hata i

Sipata laho roha mangantusi i

 

Alai di ahu, hot do hosa i

Hata ni apul tu parungkilon i

Jala gok las roha di asi

Mambaen gogo tu sasude na i

 

Sai hot ma ho ale hosa

Mangadar hatana

Manogu angka naposona

Tu lam hot ni hata tu hosa

 

Niko Saripson P Simamora

Bandung, 27 Maret 2012, 23.27 WIB

Kue negeriku

Kue negeriku

Lihatlah negeriku, Kaya akan terigu

Kayu embaru, Kayu gaharu

Segala sesuatu, Jadi gendu

Namun, itu dulu

Kala kakekku masih menuntun jalanku

Jalan berbatu diadu seru

Tertawa kala itu,

Tak ada tangis sendu,

Riang hatiku

Oh kue negeriku,

Di manakah bagianku?

Para asu berebut tanpa beradu

Tak peduli sanak sadu

Pakai segala saru

Demi ego seru

Oh kue negeriku

Aku meratap haru

Sendiri merindu

Tibalah saatku

Kan kubagi kue negeriku

Sesuai cita luhurku

Segenap mulut berderu

Mengunyah seru

Kue negeriku untuk satu

 

Bandung, 18 Maret 2012, 11.52

Niko Saripson P Simamora

(menjelang kenaikan harga BBM)

Ode Perutmu

Tak terbayangkan apa yang akan terjadi

Tak ada yang mampu memilih

Tak ada yang berhak menentukan

Semua terjadi secara ajaib

Bibit kecil melahirkan kehidupan

Hela nafas memberi nafas

Simpul senyum memberi kepastian

Sentuhan memberikan kedamaian

Air mata memberi pengertian

Peluh tanda perjuangan

Raungan pertanda semangat

Terima kasih untuk perut

Perut yang bercucuran darah

Pintu masuk duniaku

Keluar dari istana menyakitkan

Mengenalkanku kepada matahari

Memandang bulan keindahan

Bahasa adalah milikmu

Pertiwi mengandalkanmu

Kota menjadi kekuasaanmu

Segalanya menunduk padamu

Bersukacitalah hari-hari milikmu

Oleh: Niko Saripson P Simamora