Sepintas aku tidak melihat apa-apa dari sebuah foto yang terlihat ketika aku mengutak-atik data-data hasil jepretan kamera analog jadul Nikon FM10-ku. Hanya sebuah pindaian dari cetakan klise foto yang merefleksikan cahaya seadanya di sela-sela sebuah momen wisuda dari kakakku. Foto itu terlihat cukup apik karena objeknya dibalut pakaian yang sering digunakan dalam acara-acara resmi. Cukup kontras memang, yang satu merefleksikan budaya Eropa sedang yang satu merefleksikan budaya Indonesia. Tetapi, justru menambah tingkat elegansi dari kualitas gambar itu.
Hmm…
Foto ini memang tidak banyak menceritakan apa-apa ketika melihatnya sepintas saja. Mari mulai melihat sedikit lebih kedalaman cerita yang bisa didapat dari gambar itu. Sudah siap?! Oke, kencangkan sabuk pengaman anda, lihatlah bahwa bagian atas lelaki di dalam foto itu sudah memutih, ya, uban sudah menjadi penghias di kepalanya. Tahukah anda? Sekitar dua puluh tahun yang lalu, uban itu belum berani menampakkan dirinya. Tentu saja. Kala itu, lelaki itu muda dan sangat enerjik. Aku menjadi saksi hidup akan hal ini. Ketika itu, aku melihat bahkan menyentuh langsung kepala itu. Aku duduk persis di belakangnya, bertumpu pada pundak kekarnya, diajak berkeliling sore-sore di sekitar rumah, kalau tidak salah, rumah dinas tempat adikku dilahirkan. Perasaan takutku sama sekali tidak ada, ya, kakiku dipegang erat dan tanganku berpegang kepada kepala. Aman sudah.
Coba bandingkan sekarang. Tentu tak pantas lagi aku berada di pundaknya. Aku bahkan lebih tinggi darinya. Di lain sisi, satu hal yang tak berubah dan kusyukuri, senyumnya masih sama. Asli masih sama. Sekali lagi, senyumnya masih sama. Senyum tulus dan bahagia bahkan bangga ketika bisa menghantarkan anak-anaknya melewati masa-masa studi dan lulus dari pendidikan tinggi. Satu hal yang juga ia dapatkan dengan susah payah di masanya. Dari luar, tubuhnya menua, namun semangatnya tidak. Masih awet, bahkan hingga saat ini. Suaranya masih tegas, pemikirannya masih mantap, hidupnya tetap sederhana, tetapi kasihnya memperkaya. Oh, terima kasih Tuhan!
Oh iya, di kesempatan berikutnya kita akan kupas tentang wanita super di sampingnya. Oke..oke!!!
Selamat ulang tahun, Pa’el! Masa-masa indah di usia lima puluhan akan segera berakhir, bersiaplah dengan pengalaman-pengalaman baru bersama kasih karunia Sang Bapa.
Bandung, 27 Juni 2013, 00.15
Niko Saripson P. Simamora
-Hari Ulang Tahun Ke-59 Ramses Simamora, Amani Marganda, Ompung ni si Ashanda-