Archive for the ‘news’ Category

Konten late post ternyata punya kelebihan (dokumentasi pribadi)

Kehidupan belakangan ini terasa hampa kalau tidak ada internet. Mau setuju atau tidak, hingga saat anda bisa membaca tulisan ini, itupun karena adanya internet. Kalau tidak ada internet, ya mati gaya Tulang (Paman)! Begitulah ungkapan bere (=keponakan dalam Bahasa Batak) saya kalau lagi pulang kampung.

Liburan Lebaran memang telah usai. Namun, tidak demikian dengan cerita-cerita late post yang tidak akan habisnya. Sebuah strategi yang seringkali kami ingatkan kepada keluarga, entah itu kakak beradik, keponakan, sepupu, bahkan orangtua sendiri. Kenapa?

Berpacu dengan konten di dunia maya, saat ini menjadi tren tersendiri. Generasi kini menyebutnya sebagai FOMO (fear of missing out). Ada kekhawatiran tersendiri ketika tidak bisa melakukan suatu aktivitas yang bisa menjadi bahan untuk ditayangkan di media sosial. Coba kita perhatikan saja orang-orang terdekat yang biasa menayangkan (posting) sesuatu di media sosial, ada rasa kurang semangat atau bahkan ada kecenderungan untuk selalu mencari kesempatan/kegiatan/hal lain yang bisa dijadikan konten.

Begitu konten ditayangkan melalui media sosial, konten tersebut akan menyusuri belantara luas dengan sangat liar. Dampaknya bisa positif, tetapi tidak menutup kemungkinan, ada efek negatif. Di sinilah perlu kebijaksanaan untuk mengelola konten di media sosial.

Contoh sederhana, ketika dengan segera ingin menayangkan konten yang berisi tentang perjalanan (travelling) secara langsung (live), mungkin dengan segera kita akan menerima banyak pesan melalui jalur pribadi yang meminta tolong untuk mengunjungi tempat tertentu, melakukan tantangan tertentu atau bahkan membawa titipan (oleh-oleh). Tentu tidak salah, namun coba kita pikirkan kembali apakah kita bisa menikmati perjalanan kita?

Atau untuk yang suka masak-memasak, apabila menayangkan konten secara langsung, namun ternyata tak diduga hasil masakan tersebut ternyata tidak sesuai harapan. Tentu hal itu membuat rasa kurang percaya diri bagi kita sendiri, ataupun respon yang kurang baik dari penonton. Namun, baik tayangan langsung maupun late post, kebijakan untuk menayangkan tetap ada pada si creator konten sendiri.  

Kembali ke strategi late post yang coba kami terapkan sebagai kebijaksanaan dalam mengelola konten. Hal ini terkait dengan pertimbangan untuk memastikan bahwa konten yang akan ditayangkan bisa lebih bertanggung jawab, mempertimbangkan keamanan pemilik akun dan keluarga.

Meski ternyata konten late post memiliki nilai keusangan, namun dibandingkan fokus pada kekurangan itu, kelebihannya pun ternyata lebih banyak. Penekanan ini yang selalu kami tekankan dalam keluarga.

IndiHome, penyedia internet pilihan keluarga Indonesia (sumber: indihome.co.id)

Ketika memilih untuk late post, kelebihan pertama yang bisa kita dapatkan adalah matangnya takarir/caption yang akan kita sampaikan. Konten dengan caption yang direncanakan atau dipikirkan akan bisa diarahkan menjadi sebuah storytelling yang menarik. Konten tersebut akan memiliki nilai informasi yang lebih dan bahkan reflektif.

Kelebihan kedua, selain caption, bila berbicara konten yang berisi audio visual, tentu bisa dilakukan proses editing yang lebih baik dan menarik. Ini juga berdampak baik sehingga ketika sedang liburan misalnya, kita lebih fokus menikmati suasana liburan dan kebersamaan, dibanding harus mengernyitkan dahi untuk duduk di pojokan sambil edit gambar/video, ataupun caption tadi.

Nah, kelebihan lainnya adalah konten late post yang bisa kita lakukan di rumah akan terasa sangat nyaman bila menggunakan internet provider yang terpercaya. Untuk hal ini, tentu IndiHome bisa menjadi pilihan terbaik. Kualitas internet dari Telkom Indonesia tersebut menjadi yang terbaik saat ini.

Setelah menayangkan konten late post, kita pun bisa dengan nyaman melakukan respon balik terhadap komentar maupun reaksi yang muncul seketika. Dengan IndiHome, kita bisa late posting tanpa batas. Dengan sendirinya kita pun bisa hemat kuota internet seluler.

Apa yang anda rasakan ketika pertama kali memasuki kawasan Puncak Bogor? Suasana udara yang fresh dan memberi kenyamanan bukan. Senyum warga yang begitu ramah dan tutur kata mereka yang lembut menambah sejuknya suasana hati ketika mengunjunginya. Itulah sebabnya setiap akhir minggu dan hari libur, daerah ini menjadi tujuan banyak orang yang ingin berekreasi.

Para bloggers juga tidak mau ketinggalan untuk menjajal suasana Puncak Bogor.  Tanggal 12-13 Juni 2015 yang lalu, para blogger yang menamakan dirinya Komunitas IndoBlogger tersebut dengan bersemangat mengikuti acara Bloggers Camping yang diselenggarakan oleh Citra Alam di salah satu unit usaha mereka, Citra Alam Riverside.

Citra Alam Riverside

Citra Alam Riverside

Berangkat dari lokasi Citra Alam Lakeside di Pulau Situ Gintung, Ciputat, blogger sangat menikmati perjalanan menuju Puncak Bogor dengan menggunakan bus. Suasana di jalan yang cukup macet sepertinya tidak begitu mengganggu para blogger karena mereka tahu cara mengisi waktu. Ada yang ngobrol, dengar musik, jepret-jepret dengan kamera, main game maupun ber-social media di ponsel, dan bahkan ada juga yang menyempatkan diri untuk menulis sesuatu di blognya.

Tiba di Citra Alam Riverside, suasana sudah gelap, para blogger langsung disuguhi welcoming snack berupa minuman hangat, jagung dan kacang rebus. Setelah itu, para bloggers juga sudah disediakan makan malam yang begitu nikmat, terutama sambal yang disuguhkan, maknyusss. Selanjutnya, para blogger dibagi dalam beberapa kemah yang sudah disiapkan dan boleh menikmati waktu bebas.

Acara malam itu diisi dengan perkenalan singkat dari pihak pengelola Citra Alam, Sutikno. Beliau memberikan pemaparan singkat tentang Citra Alam dan unit usaha mereka yang terdiri dari Citra Alam Lakeside, Citra Alam Riverside, Citra Alam Mountainside, dan Citra Alam Seaside. Keseluruhan unit memiliki karakteristik yang sama, yaitu menghadirkan lokasi wisata yang menonjolkan suasana alam dan terutama memberikan edukasi kepada para pengunjung tentang pemanfaatan hasil alam: pemanfaatan tanah liat, tanaman-tanaman herbal, dan juga tentang wawasan kebangsaan di rumah Merah Putih.

Setelah acara perkenalan tersebut, para blogger dipersilakan untuk menikmati istirahat di kemah-kemah yang telah disediakan. Namun, tidak semua blogger bergegas tidur, beberapa di antaranya masih asyik berbincang-bincang sesama blogger, saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Tidak tanggung-tanggung, mereka baru tidur mendekati waktu sholat subuh. Luar biasa. Kemungkinan besar hal itu dipengaruhi rasa nyaman yang mereka alami di lokasi Citra Alam Riverside.

Berkemah di Citra Alam Riverside

Berkemah di Citra Alam Riverside

Bangun pagi, sebelum matahari muncul, beberapa blogger juga sudah beraktivitas. Pemandangan indah dan suasana sejuk yang mereka rasakan kerap kali diabadikan lewat jepretan kamera masing-masing. Bahkan ada juga blogger yang menikmati indahnya pagi sambil memainkan saxofon pribadinya. Blogger memang paling khatam urusan menikmati suasana.

Acara sabtu pagi diawali dengan sarapan pagi dan pembagian kaos Blogger Camp 2015. Lalu dilanjutkan dengan sightseeing kawasan Citra Alam Riverside tersebut. Para blogger ditunjukkan mulai dari kolam-kolam ikan dan kandang burung, etalase yang menampilkan karya-karya dari tanah liat, kandang kuda yang setiap hari dibersihkan sedang kotorannya dimanfaatkan untuk biogas, kebun sayur, buah-buahan dan berbagai macam tanaman herbal yang banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan, tak lupa juga fasilitas-fasilitas seperti mushola, kamar mandi, aula, kemah besar yang bisa menampung hingga 15 orang, lapangan, fasilitas outbond (flying fox, dsb), dan juga fasilitas pembuatan kerajinan tanah liat. Boleh dibilang, fasilitas di sini lebih dari cukup. Bahkan bila memungkinkan, karena terletak di daerah aliran sungai, pengunjung juga bisa menikmati solo rafting alias donut rafting di sini.

Momen Kebersamaan Para Blogger (@rahabganendra)

Momen Kebersamaan Para Blogger (@rahabganendra)

Dalam kesempatan hari itu, pihak pengelola juga mengadakan temu ramah untuk memberikan kesempatan kepada blogger menanyakan hal-hal yang mungkin masih mengganjal di pikiran mereka masing-masing. Ada banyak pertanyaan yang dilontarkan dan seluruhnya dapat dijawab dengan baik oleh pihak pengelola. Itu merupakan sebuah keunggulan dari Citra Alam sendiri yang bisa memberikan pemaparan tentang paket kegiatan dan fasilitas yang mereka sediakan kepada para blogger yang terkenal kritis dan tajam dalam menyampaikan pertanyaan. Bahkan semua blogger sepakat bahwa Citra Alam Riverside ini sangat baik untuk family gathering dan juga corporate gathering selain daripada edukasi untuk anak-anak sekolah.

Untuk menambah semangat para blogger, pihak Citra Alam juga memberikan kesempatan dengan mengadakan fun games yang tentunya bisa mempererat rasa kebersamaan. Selanjutnya, para blogger juga diberi kesempatan untuk menjajal fasilitas flying fox yang tingginya 15 meter dan panjang lintasannya sekitar 250 meter. Wow! Ada blogger yang sangat antusias, ada pula yang ragu-ragu namun akhirnya mau mencoba, dan tentu ada juga yang sama sekali tidak mau. Yang paling penting adalah semua blogger bisa menikmati waktu tersebut dengan baik.

Apalagi di akhir acara, pihak pengelola menyiapkan hadiah kepada blogger yang berhasil memenangkan lomba mengunggah foto ke instagram selama acara berlangsung dan juga doorprize dengan hadiah yang sangat menarik. Tak lupa, setiap blogger juga dihadiahi goodybag berisi kerajinan tangan dari tanah liat berupa celengan unik dan juga produk sabun dan masker wajah.

Suasana Citra Alam Riverside benar-benar menambah semangat para blogger untuk kembali menghadapi aktivitas masing-masing. Buktinya, selama perjalanan pulang para blogger terlihat lebih  bersemangat dan beberapa orang mengekspresikannya dengan berkaraoke di bus selama perjalanan pulang. Momen saat itu benar-benar mengasyikkan bersama Citra Alam Riverside.

Para Blogger Foto Bersama

Para Blogger Foto Bersama

Cerita Foto

Posted: June 27, 2013 in news
Tags:

68610022_edited

Sepintas aku tidak melihat apa-apa dari sebuah foto yang terlihat ketika aku mengutak-atik data-data hasil jepretan kamera analog jadul Nikon FM10-ku. Hanya sebuah pindaian dari cetakan klise foto yang merefleksikan cahaya seadanya di sela-sela sebuah momen wisuda dari kakakku. Foto itu terlihat cukup apik karena objeknya dibalut pakaian yang sering digunakan dalam acara-acara resmi. Cukup kontras memang, yang satu merefleksikan budaya Eropa sedang yang satu merefleksikan budaya Indonesia. Tetapi, justru menambah tingkat elegansi dari kualitas gambar itu.

Hmm…

Foto ini memang tidak banyak menceritakan apa-apa ketika melihatnya sepintas saja. Mari mulai melihat sedikit lebih kedalaman cerita yang bisa didapat dari gambar itu. Sudah siap?! Oke, kencangkan sabuk pengaman anda, lihatlah bahwa bagian atas lelaki di dalam foto itu sudah memutih, ya, uban sudah menjadi penghias di kepalanya. Tahukah anda? Sekitar dua puluh tahun yang lalu, uban itu belum berani menampakkan dirinya. Tentu saja. Kala itu, lelaki itu muda dan sangat enerjik. Aku menjadi saksi hidup akan hal ini. Ketika itu, aku melihat bahkan menyentuh langsung kepala itu. Aku duduk persis di belakangnya, bertumpu pada pundak kekarnya, diajak berkeliling sore-sore di sekitar rumah, kalau tidak salah, rumah dinas tempat adikku dilahirkan. Perasaan takutku sama sekali tidak ada, ya, kakiku dipegang erat dan tanganku berpegang kepada kepala. Aman sudah.

Coba bandingkan sekarang. Tentu tak pantas lagi aku berada di pundaknya. Aku bahkan lebih tinggi darinya. Di lain sisi, satu hal yang tak berubah dan kusyukuri, senyumnya  masih sama. Asli masih sama. Sekali lagi, senyumnya masih sama. Senyum tulus dan bahagia bahkan bangga ketika bisa menghantarkan anak-anaknya melewati masa-masa studi dan lulus dari pendidikan tinggi. Satu hal yang juga ia dapatkan dengan susah payah di masanya. Dari luar, tubuhnya menua, namun semangatnya tidak. Masih awet, bahkan hingga saat ini. Suaranya masih tegas, pemikirannya masih mantap, hidupnya tetap sederhana, tetapi kasihnya memperkaya. Oh, terima kasih Tuhan!

Oh iya, di kesempatan berikutnya kita akan kupas tentang wanita super di sampingnya. Oke..oke!!!

Selamat ulang tahun, Pa’el! Masa-masa indah di usia lima puluhan akan segera berakhir, bersiaplah dengan pengalaman-pengalaman baru bersama kasih karunia Sang Bapa.

 

Bandung, 27 Juni 2013, 00.15

Niko Saripson P. Simamora

-Hari Ulang Tahun Ke-59 Ramses Simamora, Amani Marganda, Ompung ni si Ashanda-

 

Sekitar siang hari, kurang lebih penunjuk waktu berada di area puncaknya, sebagai seorang man in waiting (dalam dunia kerja) tidak banyak kegiatan yang dilakukan, hanya sekedar bersih-bersih dan merapikan pakaian dengan setrika. Tetiba, telepon genggam berdering dan muncullah nama Pak Alamta.

“Halo, Niko.”

“Iya, Pak.”

“Kamu lagi di mana?”

“Lagi di kos, Pak.”

“Ada kegiatan hari ini?”

“Tidak, Pak.” (*dalam hati : sebenarnya ada,tapi konyol kalau bilang, “lagi menyetrika, Pak.”)

“Kamu bisa ke kampus jam 1-3 siang ini, saya akan menyampaikan materi di ruang 9232 dalam acara penerimaan mahasiswa baru. Kamu bisa datang kan, sudah lama juga kita tidak ketemu.”

“Oh, bisa Pak. “

“Oke sampai ketemu,ya.”

“Oke, Pak.”

Tanpa berpikir panjang, saya rapikan pekerjaan saya dengan cekatan dan langsung menghubungi saudara rohani saya, Abram Christopher Sinaga Sinraya, si mantan menteri kajian strategis KM ITB. Awalnya ia seperti ogah-ogahan, tetapi tidak sampai menolak. Kami pun berjanji untuk bertemu di perpustakaan pusat ITB.

Lalu kami masuk ke ruangan di mana Pak Alamta sudah mulai berbicara tentang dinamika kehidupan mahasiswa Kristen di ITB. Kami duduk paling depan bersama ratusan mahasiswa baru turut menyimak paparan dari Pak Alamta hingga di akhir sesi Pak Alamta mengundang saya dan Abram untuk tampil ke depan dan memperkenalkan diri serta menyampaikan sedikit pesan kepada mahasiswa baru.

Satu pesan yang saya sampaikan adalah bahwa ”zaman berubah, teknologi berubah, manusia berubah, tetapi Tuhan Yesus tidak berubah, Dia adalah jawaban bagi setiap permasalahan manusia”. Pesan ini tidak terpikirkan sebelumnya karena kami menyampaikan secara spontan. Namun selain untuk mahasiswa baru, pesan ini juga menjadi penguat bagi saya dan siapapun yang percaya akan hal tersebut.

Selamat Datang Mahasiswa Baru!

 

Bandung, 29 Juli 2012

Niko Saripson P Simamora

Tiga Hari “Retret Konstitusi”

Posted: April 1, 2011 in news

Saya  sangat bersyukur ketika bisa menjadi salah satu peserta “Temuwicara Peningkatan Pemahaman Berkonstitusi dan Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Dengan Komunitas Pendidikan Tinggi Kristen” Kerjasama Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi dengan Institut Leimena di Jakarta, 25-27 Maret 2011. Acara ini saya sebut sebagai sebuah retret konstitusi yang memberikan banyak pelajaran kepada saya.

Dari sekitar 180 peserta yang berasal dari 31 provinsi di Indonesia, saya termasuk dalam sebagian kecil mahasiswa yang tergabung di dalamnya. Kebanyakan peserta adalah rektor/ dosen di sekolah tinggi teologi dan universitas Kristen, serta pengurus lembaga pelayanan dan organisasi Kristen. Acara tersebut juga dihadiri para pemimpin Kristen, diantaranya Nus Reimas (Ketua PGLII/Direktur Nasional LPMI), Jacob Tobing (Presiden Institut Leimena), Maruarar Siahaan (Hakim Konstitusi RI 2003-2009), dan masih banyak lagi.

Hari I, 25 Maret 2011

Acara diawali dengan sesi diskusi dalam kelompok kecil  yang membahas tentang keadaan pendidikan tinggi Kristen di berbagai daerah. Lalu dilanjutkan dengan Kebaktian Pembukaan oleh Institut Leimena. Acara berikutnya adalah pembukaan temuwicara yang dihadiri oleh Prof. Mahfud MD dan Sekjen MK.

Acara pembukaan diawali sambutan dari Presiden Institut Leimena, Jacob Tobing. Kemudian dilanjutkan dengan pidato pembukaan Prof. Mahfud MD, selalu Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Pak Mahfud menyampaikan bahwa Pancasila adalah ideologi dan dasar negara Indonesia. Ideologi diartikan sebagai pedoman bersama yang disepakati terkait dengan kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan sebagainya. Sementara dasar diartikan pedoman untuk kehidupan hukum. Sejarah lahirnya Pancasila menurut Pak Mahfud merupakan sebuah kompromi yang timbul di luar proses yang resmi oleh Bung Karno ketika menunjuk Panitia Sembilan. Ide itu kemudian dituangkan dalam Mukadimah UUD 1945 yang disampaikan 18 Agustus 1945. Melihat sejarah itu, Pak Mahfud berulang kali mengatakan betapa saktinya Pancasila tersebut. Pancasila yang menjadi semangat di dalam berkonstitusi juga disebutkan sebagai batu uji bagi setiap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Lagi-lagi itu menunjukkan betapa saktinya Pancasila. Namun, belakangan ini disadari bahwa telah terjadi erosi ataupun degradasi terhadap nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, untuk menjaga Kesaktian Pancasila, Pak Mahfud menyampaikan tiga langkah yang bisa dilakukan, yaitu membangun demokrasi (demokrasi pemusyawaratan), pendidikan, dan beri jabatan. Para peserta pun bertepuk tangan terutama setelah Pak Mahfud menyampaikan langkah ketiga sambil tersenyum. Pak Mahfud juga menjelaskan bahwa membawa simbol-simbol agama ke dalam negara hanya akan menyebabkan kekacauan, juga dapat menjadi alat oleh oknum tertentu yang sekedar “menjual diri”. Kita tidak harus merasa terganggu keberagamaan kita di negara yang plural. Setelah menyampaikan “khotbah “ pembukaannya, Pak Mahfud secara resmi membuka “retret Konstitusi” ini. Tok. Tok. Tok.

Setelah acara pembukaan, para peserta mengikuti pre-test  yang menyajikan soal-soal yang terkait dengan Mahkamah Konstitusi. Selanjutnya adalah penyampaian materi dalam 2 sesi.

  • Sesi I dengan topik “Hukum Progresif dan Keadilan Substantif” disampaikan oleh Wakil Ketua MKRI, Prof. Dr. Achmad Sodiki, S.H.
  • Sesi II dengan topik “Sistem Ketatanegaraan RI pasca perubahan UUD 1945” disampaikan oleh Hakim Konstitusi, Dr. Harjono, S.H., MCL.

Hari kedua, 26 Maret 2011 dilanjutkan dengan :

  • Sesi III dengan topik “Perubahan UUD 1945 sebagai Dasar dan Falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia” disampaikan oleh Drs. Jacob Tobing, MPA.
  • Sesi IV “Mahkamah Konstitusi dan Kewenangan Pembubaran Partai Politik” disampaikan oleh Dr. M. Ali Safaat, S.H.,M.H.
  • Sesi V dengan topik “ Mahkamah Konstitusi dan Kewenangan Pengujian Undang-Undang terhadap UUD 1945” yang disampaikan oleh Dr. Maruarar Siahaan, S.H.
  • Sesi VI dengan topik “Penyelesaian Sengketa Kewenangan Antar Lembaga Negara dan Pemakzulan Presiden di Mahkamah Konstitusi” disampaikan oleh Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H.
  • Sesi VII merupakan materi internal yang diisi oleh Institut Leimena dengan pembicara Dr. Maruarar Siahaan, S.H. dengan moderator Budi Setiamarga, Ph.D.

Hari ketiga, 27 Maret 2011 :

  • Sesi VIII dengan topik “ Mahkamah Konstitusi dan Kewenangan Mengadili Perselisihan Hasil Pemilu” disampaikan oleh Dr. H.M. Akil Mochtar, S.H., M.H.
  • Sesi IX dengan topik “Mahkamah Konstitusi Bagi Masyarakat : Akses Publik dan Sistem Peradilan Yang Modern dan Terpercaya” disampaikan oleh Sekretaris Jenderal MK , Janedjri M. Gaffar.

Acara Penutupan dilaksanakan dengan sambutan dari Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho dan kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Sekretaris Jenderal MK sekaligus penutupan acara temuwicara.

Acara terakhir adalah Kebaktian Penutup dengan penyampai firman Pdt. Dr. Nus Reimas yang memberi judul khotbahnya “Building Tomorrow Today” dengan nats firman Yesaya 49:6b , “… menjadi terang bagi bangsa…”. Pak Nus menyampaikan 7 syarat agar kita bisa menjalan fungsi sebagai garam dan terang bagi bangsa, yaitu :

–          Men of vision

–          Men of dedication

–          Men of character

–          Men of courage

–          Men of competency

–          Men of connecting people

–          Men of wisdom

Dengan pengalaman retret konstitusi ini, jelaslah bahwa setiap warga negara memiliki tanggung jawab yang sama dalam menegakkan konstitusi dan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

Retret ini juga menitipkan tanggung jawab yang besar kepada peserta untuk menjadi jawaban dalam lingkungan masyarakat yang belum sepenuhnya memahami hal tersebut.

Niko S. P. Simamora

Bandung, 31 Maret 2011,11:31

Dalam rangka menghikmati SUMPAH PEMUDA 28 Oktober 2010, ITB-Wanadri-Rumah Nusantara mengadakan Pameran dan Lokakarya yang bertema “Menjaga Tepian Tanah Air”. Acara ini berlangsung dari Senin-Jumat, 25-29 Oktober 2010 di Campus Center Timur ITB. Dalam rangkaian acara tersebut, saya berkesempatan mengikuti lokakarya dengan topik “Permasalahan Perbatasan Wilayah NKRI di Pulau-pulau Terdepan Indonesia” bertempat di Auditorium IPTEKS Campus Center Timur ITB.

Narasumber yang hadir diantaranya : Prof. Dr. Etty R. Agoes (Guru Besar Hukum Internasional Unpad), Kol.Laut Trismadi (Dishidros-TNI AL), Nawir H. Pedju (PT.  Seliacipta Bestari Lima), Prof. Sjamsir Mira (ITB), Prof. Joenil Kahar (ITB-Mantan Ka.BAKOSURTANAL) dan dari Tim Garis Depan Nusantara. Dengan moderator Dr. Eka Djunarsjah (Dosen Hidrografi Tek. Geodesi ITB, Kepala Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB).

Lokakarya diawali oleh paparan dari Prof. Etty tentang Aspek Hukum yang mengatur tentang wilayah NKRI, batas wilayah, serta yurisdiksi terhadap kedaulatan wilayah tersebut. Secara khusus dijelaskan juga tentang masalah perbatasan di laut dan aspek legal perundang-undangan Republik Indonesia terhadap Hukum Laut yang disepakati secara Internasional( sering dikenal dengan UNCLOS 1982).

Dilanjutkan dengan pemaparan dari Kol. Laut Trismadi yang mengemukakan perihal penanganan permasalahan perbatasan maritim NKRI dan pulau-pulau kecil terluar. Diungkapkan bahwa Indonesia telah menginventarisasi 92 pulau kecil terdepan dan telah dideposikan ke PBB, sehingga ke-92 pulau tersebut telah dilindungi secara hukum menjadi milik Indonesia. Trismadi juga mengemukakan masih perlu dilakukan perundingan tentang batas laut dengan negara tetangga, walaupun sebagian sudah selesai dilakukan.

Dari aspek pendidikan, Prof. Sjamsir Mira mengungkapkan pengalaman-pengalaman beliau ketika masih aktif mengajar di ITB. Beliau mengungkapkan bahwa pernah merancang “Profil Kelautan ITB” berkaitan dengan pengamatan beliau akan kebanyakan bidang ilmu di ITB yang berurusan dengan laut. Bahkan beliau mengungkapkan bahwa negara Indonesia bukan merupakan kepulauan yang dikelilingi laut, melainkan laut yang ditaburi pulau-pulau. Ungkapan tersebut menunjukkan betapa luasnya laut Indonesia. Beliau juga mengharapkan untuk ke depannya, pola pikir Laut ditanamkan sejak dini kepada anak-anak Indonesia. Ini dibuktikan oleh Tim Garis Depan Nusantara (GDN) yang telah berekspedisi ke 92 pulau terdepan dan mengungkapkan masih banyak anak-anak yang hidup di dekat laut masih memiliki pola pikir darat dibuktikan dengan masih banyaknya anak-anak yang ketika disuruh untuk menggambar yang mereka gambarkan adalah gunung, jalan, bahkan mobil, gedung tinggi, mobil dan sebagainya. Hal tersebut juga menjadi pesan yang disampaikan oleh Prof. Joenil Kahar. Beliau mengingatkan bahwa pulau terdepan menjadi teras Indonesia, oleh karena itu perlu manajemen yang baik.

Nawir H. Pedju seorang praktisi memaparkan tentang landasan berpikir untuk menjaga Tepian Tanah Air yang telah tergerus. Beliau mengungkapkan pentingnya Pendidikan, Politik, Ekonomi yang disebut sebagai Triple Helix dalam upaya menjaga kedaulatan RI khususnya di daerah perbatasan. SDM yang baik, bila dikelola dengan baik akan menghasilkan keluaran yang baik dan berdampak baik dalam peningkatan martabat bangsa di mata internasional. Sebelum acara berakhir, tim GDN berbagi sedikit pengalaman mereka tentang ekspedisi ke 92 pulau terdepan Indonesia tersebut. Dengan semangat yang berkobar-kobar, kegiatan yang telah direncanakan lima tahun sebelumnya ini, dapat terlaksana dengan baik.

Jayalah Maritim Indonesia!!!

 

Niko Saripson P Simamora

Bandung, 25 Oktober 2010

akar masalah….

Posted: March 27, 2009 in news

terkejut….itulah ekspresi warga ketika mengetahui keadaan ini.

apalagi warga yang tinggal di sekitar situ gintung ini…awalnya merasa banjir biasa yang datang. namun ternyata…air bah datang…wah, menyedihkan sekali.

kalau dipikir-pikir lagi, akar dari bencana ini adalah manusia juga…

konon, manusia selalu saja bertindak dulu baru berpikir…ya gini deh…

dulu, tebang hutan sana sini…

bangun villa sana sini…

sekarang….

baru berpikir, ayo tanam pohon….

ayo buang sampah pada tempatnya…..

ayo…ayo…

miris euy….

excuse me, God….

mulailah dari sekarang….

berpikir sebelum bertindak…..

Salam sejahtera….

mamora_jong